tag:blogger.com,1999:blog-24962008569791032032024-03-14T03:07:49.059-07:00Kumpulan Cerita PendekAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-89280641154492961202012-11-27T07:03:00.002-08:002012-11-27T07:03:31.603-08:00Mereka Membicarakanku.<h2>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-weight: normal;">Sandi dengan terpaksa berangkat juga mencari kendaraan di ujung jalan. Malam sepertinya lebih gelap daripada biasanya. Anjing tetangga yang terjaga mendengking dan menyalak begitu Sandi lewat di depan gerbang. Sandi menjerit kaget. Ia lega menyadari pintu gerbang itu terkunci.</span></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: center;">
Jantung Sandi berdebar kencang. Ujung jalan yang hanya berjarak 200 meter itu seperti berkilo-kilometer jauhnya...................................</div>
<div style="font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="font-weight: normal; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
"Keberanian Sandi"</div>
<div style="text-align: center;">
Oleh Yuniar K.</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber: Buku Pustaka Ola.</div>
</h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-90013342994278639062012-11-27T06:55:00.002-08:002012-11-27T06:55:25.860-08:00Berbeda<br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Disaat aku mengangkat kedua
tangan di balutan do’a, dia melipatkan kedua tangannya dengan mata yang
terpejam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Kamu cantik dengan penutup
kepalamu. Terlihat damai dan sejuk.”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Karenanya aku tersadar akan hal mendekatkan menuju Tuhanku.
Sudah terlalu lama aku melupakan Tuhanku. Bahkan, dia yang tak seiman denganku lebih tau banyak
tentang agamaku. Dia memang luar biasa. Abahku yang notabene ‘fanatik’ pun tak
bisa mempengaruhi tentang diriku yang katanya “acak-acakan”. Ya, aku sering
bertukar argumen dengan beliau. Mmmm… bukan sering, namun selalu melempar argumen yang katanya memekikkan telinga tetangga. Bukannya aku bercita-cita sebagai anak durhaka, namunn cara beliaulah yang membuatku muak dan memacuku untuk terus membangkang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Bagaimana tidak? Aku seperti hidup di dalam sel jeruji besi yang selalu ditenkankan untuk menjadi orang lain. Selalu mengomentari style ku yang katanya seperti wanita jalang yang berkelian di tengah malam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Celana bokser dan baju kaos kedodoran, bagianmananya wanita jalang? Bahkan menurutku, wanita jalang akan ogah-ogahan jika ditawari kaos dan celana seperti style ku ini. Bukannya dilirik genit oleh si peminat, tapi dilirik kasihan karena berdandan seperti gembel. Hahahaha.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Memang orang tua yang selalu membanding-bandingkan zaman proklamasi dengan zaman kemerdekaan, tak pernah up to date dengan perkembangan yang ada. Menetap dengan pemikiran second dan harus di upgrade. Ok, stop membahas orang tuaku. Malaikat sudah mencatat deretan-deretan dosa yang menurutku seperti struk belanjaan Umi yang berbelanja kebutuhan untuk 3 bulan.<br />Somehow....</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Seperti air yang mengalir tanpa berketuk. Tuhan mengirimkan pasangan tulang rusuk ku. Namun, seketika tulang rusuk itu retak dan akhirnya patah....</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kategori: Fiksi.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-83576216789332717892012-11-27T06:30:00.002-08:002012-11-27T06:30:55.649-08:00M.A.M.A<div style="text-align: left;">
<i>Mama? Jika aku mendengar kata itu, tak ada satu pun hal yang terlintas dipikiranku. Namun, serangkaian 4 huruf 1 kata itu ada dan selalu terlintas di hatiku. Lebih tepatnya diam dan selalumenjadi alunan sepanjang masa. Rintihan teriakan hati mengingat bagaimnaba jika kau meninggalkanku di dunia ini.... sungguh aku tak bisa membayangkannya. Sosok mama yang merangkap menjadi seorang Ayah. Ya, itu yang aku rasakan ma... Aku tahu, mama paling hebat. Mama paling-paling dan ter-ter yang aku punya. Sosokmu yang selalu aku kagumi. Aku ingin sepertimu, aku ingin kuat sepertimu ma....</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Kau yang selalu mengajarkankubagaimana cara ber etika yang baik. Kau yang selalu mengajarkanku bagaimana bersikap terhadap semua orang, bahkan kepada seorang pemulung pun kau selalu mengajarkanku untuk santun. Kau mengajarkanku cara berbagi dengan orang lain, kau mengajarkanku apa arti rendah hati, dan kau mengajarkanku bagaimana menjadi sosok yang tegar. Tidak, kau tidak mengajariku, tapi engkau telah menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya seolah-olah kau mengajariku. Bukankah orang tua yang baik adalah orang tua yang bersikap sesuai perannya tanpa harus mengajarkan hal-hal baik terhadap anak-anaknya? Karena jika orang tuanya bersikap baik, tentu anak-anaknya akan meniru sosok orang tuanya. Bukan begitu Ma?</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Engkau luar biasa Ma.....</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Tapi aku selalu mengutuk diriku sendiri yang terlalu egois, keras kepala, ke kanak-kanakkan. Berbeda jauh denganmu Ma...</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Aku pernah melihatmu menangis. Tangisan cape. Tangisan yang benar-benar terisak. Tapi, apa yang bisa aku lakukan melihatmu seperti itu? Aku hanya diam mematung, ikut menangis bersamamu, dan aku tertawa kepada diriku sendiri, betapa bodohnya diriku yang saat itu hanya bisa diam.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Aku tak bisa mendeskripsikanmu dengan kata-kata yang mungkin menurutmu seperti suara kucing bising karena kelaparan. Karena bagiku kau nyata.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Kecupan hangat hinggap di dahi yang membuatku terbangun dari tidurku dan segera teringat akan hari ulang tahunku. Itu kado terindah yang pernah aku miliki.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Kau mungkin tahu sifat diriku, jika aku diberi kesempatan untuk berbicara maka aku akan terus tiada henti-hentinya berbicara. Maka dari itu, aku tak bisa berkicau panjang lebar disini, jika aku diberi bebas karakter tanpa batas untuk berbicara aku tak akan bisa panjang lebar. Karena ini hanya tulisan yang mewakili sebagian teriakan hatiku. Hanya sebagian.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Mama, jujur aku malu mendapati diriku yang sampai saat ini belum menjadi apa-apa, bahkan untuk membuat kau bangga aku belum bisa.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Aku tak ingin berjanji terhadapmu, karena tak ada yang bisa aku janjikan saat ini. Maaf Ma...</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Aku hanya ingin kau selalu mendukung segala apa yang aku lakukan, aku butuh support, aku butuh doa'mu. Do'amu lah yang akan mengantarkanku pada gerbang keberhasilan, dan akan menjadi sebuah kebanggaan untukmu.</i></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Happy Birthday Mom, I Love You so much....</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>June, 14.</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-VwxZC6cBQ48/ULTObguOB0I/AAAAAAAAABs/0UVFJyuCd6M/s1600/mama+b'day.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-VwxZC6cBQ48/ULTObguOB0I/AAAAAAAAABs/0UVFJyuCd6M/s320/mama+b'day.JPG" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-42514084516108908682012-11-27T05:39:00.001-08:002012-11-27T05:42:31.491-08:00Rest In Peace<h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Kenapa kebahagiaan selalu satu paket dengan kesedihan? Kenapa disaat bahagia harus ada orang yang menangis? Ataupun sebaliknya. Hidup itu keras, sekeras batu. Tidak salah watak manusia pun ada yang keras, beserta hatinya pun tak kalah kerasnya. Namun, sekeras-kerasnya hati atau watak manusia jika dihadapkan dengan cobaan dia akan menangis. Menangis sejadi-jadinya, menangis tersedu-sedu. Begitulah, jika dihadapkan dengan perpisahan semua akan menangis. Pasti. Jika ada orang yang tidak menangis, berarti itulah yang disebut batu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Ya, hari minggu tanggal 25 November 2012 bertepatan dengan meninggalnya Alm. Bibi saya. Dimana beliau memperjuangkan hidupnya, dan terus berkontraksi dengan Tuhan. Sosok beliau yang tak disangka-sangka yang harus lebih dulu meninggalkan kita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Kini aku mengerti mengapa Lebaran kemarin menjadi Lebaran yang terakhir ketika ku bersama beliau. Bagaimana Tuhan merencanakan agar aku berlama-lama dengan beliau. Tuhan memang sutradara paling hebat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Semoga beliau bisa ditempatkan di tempat yang paling mulia disisimu Ya Allah....Amin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Wish that God Bless My Aunt... We love you :"[</span><br />
<span style="font-weight: normal;"><br /></span>
<span style="font-weight: normal;"><br /></span>
<span style="font-weight: normal;">Kategori: Non Fiksi.</span></div>
</h3>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-90191259333362733032012-11-27T04:41:00.000-08:002012-11-27T04:41:23.877-08:00Pertemuan Tak Terduga<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<i><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"K-kak Niko? Ayah?" Aku masih tak percaya apa yang ada dihadapanku
saat ini. Sosok yang selalu datang menjadi mimpi buruk setiap malam. Sosok yang
akhir-akhir ini selalu membuatku takut tapi sangat aku rindukan. Dan sekarang
ada dihadapanku? I-n-i g-i-l-a!</span></i><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Yud gue balik duluan, istri gue nelfon nih nyuruh pulang cepet"
Ucapku pada Yudi yang terlihat sibuk berkutat dengan laptop dihadapannya.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Yeee, mau kemana lo? Masih siang bro, malem jum'at masih lama
kale" Canda Yudi sambil memutar kursi yang ia duduki tepat berada
dihadapanku.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Apaan sih lo! Basi! Makannya cepetan kawin deh lo Yud, tuh Sarinah
juga kosong"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Yee ngocol lo! Udah ada calon lagi. Eh btw, salamnya aja deh ya ke
istri lo. Bilangin salam ganteng dari Mas Yudi"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Waaaah tinggal nerima undangan nih! Oke deh Mas Yudi ganteeeeng!"
Ujarku berlalu sambil mencubit pipi Yudi.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Eh awas lo ye" Teriak Yudi sambil memegang pipinya yang terlihat
merah karena ku cubit. Aku hanya membalasnya dengan lambaian tangan yang genit.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Memang selalu ada candaan kami di selang kerjaan kantor yang menumpuk.
Bahkan dalam urusan m-e-r-k c-e-l-a-n-a d-a-l-a-m a-p-a y-a-n-g n-y-a-m-a-n
bisa menjadi topik pembicaraan kami. Memang tak penting, dan terdengar freak
tapi itu yang membuat persahabatan kami ada sampai sekarang.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Diperjalanan, aku teringat dengan mimpi-mimpi aneh yang akhir-akhir ini
selalu datang menghantuiku. Sebenarnya ada apa ini? Mengapa perasaan takut itu
belum hilang sampai detik ini? Perasaan takut yang selalu menghantuiku.
Ditambah mimpi buruk yang selalu datang di mimpiku. Sosok Ayah dan Kak Niko
terasa hadir kembali. Sosok mereka yang aku rasa ada disekelilingku. Aku merasa
gerak-gerikku dilihat oleh mereka.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">CKIIIIITTTTTT! Aku terbangun dari lamunanku. Sesosok Bapak-bapak terkapar
dihadapanku. Ya Tuhan! Apa yang aku lakukan!</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Segera kuhampirinya.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Maaf Pak, ini salah saya maaf" Ucapku panik. Kurasa bapak-bapak
itu merasakan kepanikanku.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Bapak itu langsung membalikkan badannya, menolehkan wajahnya, dan.... <strong>DEG!</strong></span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Darahku mengalir deras. Keringat dingin segera membanjiri tubuhku. Jantungku
berdegup kencang. Perlahan langkahku semakin mundur.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"A-a-a-ayah...." Ucapku dengan gemetaran. Seketika wajahku berubah
pucat.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Apa ada yang salah dengan penglihatanku? Apa penglihatanku sudah rabun? Apa
ini mimpi lagi? DEMI TUHAN TOLONG BANGUNKAN AKU ANNA!!!!</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku langsung meninggalkan tempat itu. "I-N-I S-A-N-G-A-T G-I-L-A!
BENAR-BENAR GILA!!!" Teriakku sambil membanting stir. Tak ada sedikitpun
hasrat ingin menolong sosok yang bisa dikatakan mirip dengan Ayah. Yang aku
rasa hanya takut, takut akan sosok yang aku ketahui sudah tak ada keberadaannya
di bumi. Sosok yang seharusnya Tuhan tempatkan di alam yang sudah Ia sediakan,
dan ruh yang seharusnya sudah Tuhan kunci. </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kucoba tenangkan pikiranku. Kucoba kendalikan emosi dan rasa takutku.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Bagaimana kalau itu hanya seseorang yang mirip dengan Ayah? Mengapa aku tak
menolongnya...Mengapa aku meninggalkan orang itu begitu saja....Pasti
orang-orang sudah berfikiran jijik terhadapku. Betapa tak berprikemanusiaannya
diriku. ARRRRRRGGGGHHHH!</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tanpa berfikir panjang, kuputar balik arah mobilku menuju tempat kejadian
tadi. Semoga saja hanya penglihatanku yang salah. </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kuamati jalan sekitar. Sudah hampir 6x aku bulak-balik sekitar jalan itu.
Tapi, kemana perginya bapak itu? Apa sudah ada yang menolongnya? Ajaibnya, tak
ada seidikitpun darah yang berceceran. Jalan itu bersih. Padahal senggang waktu
aku meninggalkan tempat itu tak begitu lama. Aku tahan segala macam pertanyaan
yang mulai memenuhi otakku, kucoba tanyakan kepada pemilik warung yang letaknya
bersebrangan dengan tempat kejadian.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Maaf Pak numpang tanya, bapak-bapak yang tertabrak tadi dibawa kemana
ya Pak?" Tukasku sambil menunjuk tempat kejadian.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Tertabrak? Daritadi saya disini, tak ada yang tabrakan Mas"
Jawabnya. Jawaban yang lagi-lagi mulai mengagetkanku.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Ahh Bapak bercanda nih, jelas saya yang menabraknya ko Pak"
Jawabku dengan senyuman yang berusaha mencairkan rasa kagetku.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Wah ini Mas nih yang bercanda, daritadi saya disini tak terjadi hal
apa-apa. Coba tanya deh orang-orang yang daritadi disini Mas"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Wah kalo Bapak boong, nanti Bapak yang dicabut nyawanya loh"
Ucapku ngasal dengan hati yang mulai tak enak.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Sumpah deh Mas. Demi mati sekarang deh saya mah"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Hahahahahaha bercanda ko Pak, makasih ya Pak" Aku segera
meninggalkan warung itu.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><em>D-e-m-i M-a-t-i S-e-k-a-r-a-n-g</em>.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">SEBENARNYA APA YANG DIKATAKAN BAPAK ITU????????? ARRRRGGGGHHHHHHHH!!!!!</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kubanting stir dengan perasaan berkecamuk. Tak usah aku pikirkan lagi, yang
harus aku pikirkan '<em>aku harus secepatnya tiba di rumah karena Anna
menungguku' </em>OK!</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sampailah di rumah. My sweet home. Semoga Anna memberiku kejutan dengan
masakannya yang membuat lidahku bergoyang dan dengan itu aku bisa melupakan
kejadian gila yang baru saja terjadi.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Tadaima" teriakku. <em>(Tadaima:Saya Pulang)</em></span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Okaeri" Terdengar jawaban dari dalam rumah. <em>(Okaeri:Selamat
Datang)</em></span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tercium masakan yang mengundang perut untuk segera disantap.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Kamu masak ya?" Tanyaku kepada Anna.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Iya Mas" Jawabnya sembari membukakan jas yang aku pakai.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Tau aja deh kalo suaminya lagi kelaparan. Hehehehe"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Kewajiban istri Mas, lagian kita nggak cuma makan berdua kok"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Ada tamu? Siapa?"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Pokoknya tamu spesial"</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku segera menuju ruang makan, siap untuk menyantap masakan istriku dan
penasaran dengan tamu spesial yang dirahasiakan olehnya.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Baru kulangkahkan kakiku sampai pintu, dan dengan otomatis langkahku
terhenti. Darahku kembali mengalir cepat, jantungku berdegup kencang,
keringatku menjadi dingin. Wajahku berubah menjadi pucat pasi.</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">"Hai Bima!" Sapa mereka berdua. Ayah dan Kak Niko....</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sosok yang selalu datang menjadi mimpi burukku. Sosok yang aku tabrak tadi.
Sosok yang akhir-akhir ini selalu membuatku takut tapi sangat aku rindukan.
Kucubit lenganku dan rasanya sakit. Benar, ini bukan mimpi lagi. Aku
benar-benar sedang ada dihadapannya. Sosok yang membuatku gila. Sosok..... dan
semuanya menjadi gelap.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kategori: Fiksi.</span></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-28939664125319290952012-11-27T04:34:00.001-08:002012-11-27T04:34:12.177-08:00Fight First Love<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Harum
tanah yang menyeruak di hidungku selalu menjadi ciri khas setelah hujan turun.
Cipratan air menyentuh kaca jendela yang membentuk embun. Tak sedikit air yang
menyelinap masuk melalui celah-celah jendela, hingga aku menikmatinya. Mungkin
untuk sebagian banyak orang akan menikmati situasi ini dengan ditemani segelas
teh panas atau untuk rermaja seusiaku lebih menyukai secangkir kopi. Namun aku tak menyukai keduanya. Aku lebih
menyukai bermain bersama embun-embun yang ada di jendela kamar menggunakan
jemariku. Ya, aku sangat menyukai hujan. Adil rasanya melihat semua orang
bernasib sama sepertiku. Terjebak oleh satu garis yang datang secara keroyokan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Ayo
kita mulai latihannya.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
menoleh tanpa melepaskan jemari-jemariku yang sedang asyik membentuk sebuah
gambar. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Ibu
sudah datang…” Lirihku kepada guru les
piano ku, Bu Maudy.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
berjalan menghampirinya dengan kaki telanjang menyentuh lantai marmer yang
tentu saja terasa dingin sekali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Maaf ibu terlambat.” Ucapnya seraya membereskan baju yang
dikenakannya karena terkena cipratan air hujan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tidak seharusnya ibu datang, di
luar hujan deras.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Itu tidak akan menjadi masalah.”
Jawabnya dengan senyum yang bersahabat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kami
berjalan ke arah ruang musik yang letaknya tak jauh dari kamarku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ada kesulitan di lirik baru yang
ibu berikan?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Langkahku
terhenti. Bu Maudy menoleh dan secara otomatis langkahnya pun ikut terhenti.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku ingin datang ke tempat ibu
mengajar…” Ucapku mengabaikan pertanyaanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Please bu, aku bosan. Bosan dengan
suasana yang begini saja…” Sambungku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tapi di luar hujan, kamu juga tahu
di luar hujannya sangat deras.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Seperti yang ibu bilang, itu tidak
akan menjadi masalah.” <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tapi, tidak untukmu Kalangi.”
Tegasnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku mohon, lagipula di luar tidak
ada panas matahari...” Tukasku terus mengolo-olo dengan tampang memelas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Baiklah, tunggu sebentar.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Ia
mencari sesuatu dari dalam tas nya. Dan ternyata yang ia cari adalah
handphone. Segera aku merebut handphone
yang dipegangnya, dan kusembunyikan di belakang tanganku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ibu tak perlu repot-repot meminta
izin Ayah atau Bunda. Itu sama saja bohong.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tapi…”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ibu tunggu sebentar ya! Aku ganti
baju dulu. Tunggu ya!” Ucapku dengan langkah mundur dan cepat-cepat menuju
kamar. Akhirnya!!!! Aku keluar rumah yeay!!! Rasanya ingin aku berteriak dari
atap monas sekencang-kencangnya. Mungkin bagi kalian keluar rumah bukanlah hal
yang aneh. Tapi bagiku menurut seorang Kalangi, ini adalah hal yang paling
dilarang. Bukan cupu ataupun kuper, sebut saja aku ini cewek penyakitan.
Entahlah, aku pun tak pernah tahu apa nama penyakitku. Aku hanya tahu resiko
apa yang akan menimpaku jikalau aku nekad melakukan hal-hal yang tidak harus
aku lakukan. Dan aku tidak mau tahu apa penyakit yang menggerogoti tubuhku
sehingga aku tidak bisa menikmati nikmatnya panas matahari selamanya. Selamanya.
Seumur hidup. Mungkin kalian hanya bisa membayangkan begitu membosankan
hidupku. Ya, kalian hanya bisa membayangkan tanpa bisa merasakan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
mendapati diriku di dalam taksi menuju sekolah seni tempat Bu Maudy mengajar.
Di luar begitu gloomy, sama seperti nasibku. Aku sengaja meminta Pak Budi agar
tidak mengantarku, supaya aku bisa berlama-lama di luar rumah. Aku tak boleh
menyia-nyiakan kesempatan ini. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kita sudah sampai.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
mengerling mengedarkan pandangan. “Ayo kita masuk!” Ujarku semangat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Dengan
langkah perlahan, aku mengikuti alunan sepatu yang dikenakan Bu Maudy.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Halo ibu.” Sapa seseorang yang
kira-kira sebaya denganku. Aku menduga itu adalah salah satu murid Bu Maudy.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Hai Erika.” Bu Maudy membalasnya.
Namanya Erika. Aku hanya membalas dengan seulas senyuman saat anak itu
bergantian menatapku. Mungkin ia merasa asing denganku yang baru ia lihat di
tempat ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Bu aku butuh toilet.” Ucapku di
tengah perjalanan menuju kelas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Mau ibu antar? Toiletnya ada
disebelah kelas balet di ujung sana.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ok, nanti aku akan menyusul ibu ke
kelas.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Segera
aku berlari kecil menuju toilet. Sebenarnya sudah setengah jam aku menahannya.
Uhh lega rasanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sebelum
aku meninggalkan toilet, aku menyempatkan diri untuk mematut diri di depan
cermin. Ini yang selalu aku lakukan, seolah-olah menjadi hal wajib yang tak
boleh ditinggalkan. Namun bukan untuk berdandan seperti halnya kebanyakan
wanita, aku hanya akan memerhatikan wajahku. Wajahku yang begitu pucat pasi,
ditambah lingkaran hitam yang ada di sekitar mata ku. Sepertinya sebentar lagi
aku akan menjadi turunan Edward Cullen dan Bella Swan. Ah tidak, itu terlalu
bagus.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Saat
aku mematut diri, terlihat dibelakangku seorang laki-laki keluar dari balik
pintu. Aku mendongak kaget. Mana ada pria berada di dalam toilet wanita? <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Hal-hal
negatif terus berkelabat di pikiranku. Tak terasa, langkahku dengan perlahan
mundur seketika saat laki-laki itu memandangku dengan tatapan….aneh! Aku pastikan
bahwa wajahku sekarang sudah seperti mayat hidup. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kamu mau apa…” Ucapku
terbata-bata.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Laki-laki
itu terlihat heran dengan sikapku yang begitu ketakutan, itu bisa terlihat dari
ekspresinya saat mengernyitkan dahi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Harusnya
aku bisa lari secepat mungkin meninggalkan laki-laki itu dengan kekuatan super
duper maksimal, namun kaki ku terasa berat. Dan ternyata aku sudah mendapati
diriku di ujung tembok, sehingga aku tidak bisa melangkah mundur lagi. Tapi
laki-laki itu terus mendekat. Aku hanya bisa berdo’a di dalam hati. Memanjatkan
segala do’a dan segala permintaan sebelum aku berada di dunia lain.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Jangan takut, aku tidak berbahaya
seperti apa yang kamu pikirkan.” Ujarnya. Seolah-olah bisa membaca pikiranku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
hanya bisa berdiam diri, berharap ada seseorang yang menolongku. Aku merasa
kakiku mulai bergetar hebat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kamu sakit? Kenapa tidak ada yang
menemanimu saat kamu sakit begini? Tak seharusnya kamu berada sendirian,
apalagi ini di toilet pria.” Sambungnya. Dia melihatnya. Melihat kaki ku yang
bergetar dengan hebatnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tunggu!
Dia bilang toilet pria? Apa maksudnya? Aku mengedarkan pandanganku, Ya Tuhan!
Demi apapun aku tak akan memaafkan diriku. Rasanya aku ingin segera menggali
tanah dan dikuburkannya aku secara hidup-hidup. Aku tidak tahu bagaimana
menyembunyikan perasaan yang memalukan ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
segera berlari meninggalkan toilet. Dengan langkah cepat tanpa memperdulikan
laki-laki itu. Aku terkulai lemas di kursi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Bisa kita mulai?” Ucap Bu Maudy.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
sebisa mungkin mengatur napasku yang begitu terengah-engah. Ok, lupakan
kejadian tadi. Anggap saja badai.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tentu saja.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
mulai menekan tuts piano yang mulai melantunkan lagu <i>If ain’t got you.</i>. Aku terbawa oleh lantunan suara piano yang tentu
saja diiringi oleh suaraku. Dan suaraku
mulai stabil lagi, tak ada suara gemetar seperti hal nya tadi di tempat
memalukan yang tak akan bisa aku lupakan seumur hidup.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Terdengar
suara tepuk tangan yang sangat ganjil di telingaku. Saat aku mencoba membuka
mata…<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Suaramu luar biasa.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Damn!
Si laki-laki penghuni toilet itu! Mau apa dia kemari? Apa belum puas dia
mempermalukanku?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kenapa kamu ada disini? Mana Bu
Maudy?” Tanyaku ketus.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Dia ada di lantai bawah, ada
keperluan. Dipanggil Pak Rahadi.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Setelah
itu tidak ada percakapan lagi antara kami. Hening panjang mengisi ruangan. Aku
pura-pura sibuk dengan kertas-kertas yang berhamburan sekenanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kenapa kamu terlihat begitu takut
terhadapku?” Tanyanya memecahkan keheningan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku hanya tidak biasa dengan orang
asing yang baru aku kenal.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Itu
adalah alasan yang tepat untuk menutupi rasa malu ku. Laki-laki itu hanya
tersenyum mendengar apa yang aku ucapkan. Aku tak mengerti apa maksud dari
senyuman itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Maaf Kalangi, ibu tadi ada
keperluan sebentar.” Terdengar sumber suara dari arah pintu. Kontan aku pun menoleh.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “No problem.” Ucapku dengan perasaan
lega.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Bu, aku rasa cukup sampai disini
latihannya. Tiba-tiba aku tidak enak badan.” Sambungku. Ya, itu hanya alasan
belaka agar aku bisa cepat-cepat meninggalkan tempat ini. Lebih tepatnya agar
tidak ada pertemuan lagi antara aku dengan laki-laki si penghuni toilet.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Baiklah, ibu akan mengantarmu
pulang.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tidak usah! Aku bisa sendiri,
lagian aku hafal jalannya.” Tukasku. Jelas aku menolak. Di depanku ada
laki-laki si penghuni toilet dan aku tidak mau disebut sebagai penakut setelah
apa yang terjadi hari ini. Bisa-bisa label penakut akan terus melekat di
tubuhku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku pamit bu.” Sambungku
terburu-buru. Aku tidak mau Bu Maudy sampai mengantarku pulang. Seperti yang
aku bilang, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Di
luar masih hujan. Genangan air terus menaik. Inilah suka dukanya tinggal di
kota metropolitan, saluran air yang sedikit memungkinkan air menaik dan merambat
ke jalan. Belum lagi sampah-sampah yang menyumbat saluran air.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
membuka payung yang sengaja aku bawa dari rumah. Tadinya aku ingin mampir ke
toko buku terlebih dulu, namun hujan semakin deras dan petir menggelegar
memekakan telinga.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
pun menepi disebuah warung kopi yang letaknya tak jauh dari tempat Bu Maudy
mengajar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Suhu
udara pun semakin dingin. Aku mulai kedinginan karenanya. Meskipun aku memakai
baju lengan panjang, tetap saja udara dingin menghampiri tubuhku. Aku mulai
menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku untuk sekedar menghangatkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kamu itu terlalu nekad Kalangi.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kontan
aku menoleh pada seseorang yang menyebut namaku. Astaga! Laki-laki si penghuni
toilet itu! Mimpi apa aku semalam sampai-sampai aku harus bertemu beberapa kali
dengan orang ini. Memang, mungkin hanya dua kali. Namun, memergoki seorang
wanita yang sedang berada di toilet pria, apa itu tidak memalukan? Jelas saja
memalukan! Sangat memalukan! Wajar saja aku sangat menghindari pertemuan dengan
si laki-laki penghuni toilet ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Apa maksudmu mengikutiku kemari?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku tidak mengikutimu.” Perasaan
malu segera merambat di benakku. Harusnya aku menghiraukannya, alhasil sekarang
aku semakin dibuat malu olehnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Nih, untuk menghangatkan badanmu.”
Ujarnya. Dia menyodorkan segelas susu coklat. Sial! Itu minuman kesukaanku dan
aku tak mungkin menolak. Tapi meskipun itu minuman kesukaanku, aku bukanlah
anak TK yang bisa diatur dengan hal-hal kecil yang disukai. Aku tetap waspada.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tidak ada racun, narkoba, ataupun
bom. Tenang saja.” Lagi-lagi dia seolah-olah bisa membaca pikiranku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Karena
memang udara semakin dingin, aku tidak mungkin terus berpura-pura. Lagipula,
hati kecilku mengatakan laki-laki ini anak baik. Sejauh peristiwa salah toilet,
dia tak berani macam-macam. Menyentuhku pun tidak. Dan aku tidak mau mati
konyol disebuah warung kopi karena kedinginan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kuraih
susu coklat itu dan mulai meniupnya secara perlahan lalu menyeruputnya. Begitu hangat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Baru kali ini aku menemukan sebuah
warung kopi yang menjual segelas susu.” Ucapku memecahkan suara hujan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ya, hal yang tak terduga bisa
terjadi dimana saja”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Seperti sekarang, aku bertemu
dengan penghuni toilet yang terus mengikutiku.” Tawa ku getir.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Itu kehendak Tuhan, rencana awal
Tuhan. Bukan sebuah kebetulan, Kalangi.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sekilas
kami bertatapan dan sontak tawa kami memecah hujan. Kehangatan menjalar di
tubuhku. Sorot mata tajam dan senyum yang terasa….mmm ya aku harus mengakui
laki-laki dihadapanku ini memang tampan. Gigi yang berjejer rapi membuat
senyumnya semakin memikat. Aku berani taruhan, wanita manapun yang melihat
senyumnya pasti akan bertekuk lutut. Postur tubuh yang menjulang tinggi
menandakan laki-laki ini pasti sering berolahraga. Begitu professional dan
terlihat sangat maskulin.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Perbincangan
kami sudah semakin jauh. Jujur aku sangat menikmatinya. Ada rasa nyaman yang terselip
saat kami tertawa bersama. Perbincangan itu membawaku pulang ke rumah dengan
diantar olehnhya. Ternyata berbincang-bincang dengannya membuatku lupa akan
sekitar. Sekitar yang semakin gelap menandakan hari berganti malam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Jadi mulai sekarang aku harus
memanggilmu Sam?” Ujarku sembari membuka helm.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Yap!”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kedengarannya sedih ya…”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kenapa?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku harus merelakan kepergian si
penghuni toilet..” Di dalam hati aku sudah berhitung mundur, sebentar lagi helm
yang dipegang si penghuni toilet itu akan mendarat di kepalaku. Eh, maksudku
Sam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kalangi bisa kurang ajar juga ya
ternyata.” Ujarnya sinis dengan senyum yang merekah. Menandakan bahwa dia
memakan umpan candaanku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
berlari dan memasuki halaman rumah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kalangi.” Teriaknya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kontan
aku menoleh ke arahnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Sampai jumpa besok.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ok, see you again.” Ucapku melempar
senyum dan melambaikan tangan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Hahhhhh!
Hari yang takan pernah aku lupakan. Aku terjun bebas ke ranjangku. Begitu
menyebalkan dan menyenangkan. Aku selalu percaya dengan pernyataan menderita
dan bahagia itu satu paket. Aku mulai memikirkan sejak awal pertemuanku dengan
Sam. Sampai jumpa besok? Apa maksudnya? Aku pun terlelap dengan segala
pikiranku, ada seulas senyum yang menemani tidurku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Dering
handphone mengusik bunga tidurku. Siapa yang menelponku? Kudapati di luar
begitu cerah, segar sekali rasanya. Ternyata sudah jam 7. Aku melirik ponselku
yang sedari tadi terus berisik. Nomor tidak dikenal, seperti nomor kantor.
Mungkin diantara Ayah atau Bunda menelfon lewat kantor, memberitahuku bahwa
mereka sudah tiba di Indonesia. Mereka memang sibuk. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Halo.” Kuawali percakapan dengan
nada yang masih mengantuk.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kalangi, cepat keluar.” Aku
langsung terbelakak, Sam!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Misterius sekali memakai nomor
kantor.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku menelfon di wartel sebrang
rumahmu.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Apa?!” Rasa kantuk yang tadinya
masih menjalar, hilang seketika.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Iya, aku tunggu.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tapi, aku ada jadwal belajar untuk
hari ini.” Protesku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Hari ini giliran aku yang akan
menjadi gurumu.”<br />
“Hah?!!” Aku semakin tidak
mengerti apa yang diucapkannya, aku curiga dia mengigau karena efek hari senin.
Ya hari senin yang selalu menjadi bahan bully untuk para pelajar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Sudahlah. Kamu cepat bersiap-siap,
aku tunggu.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Terdengar
nada putus di ujung telepon. Aku semakin melongo tidak mengerti. Segera kuintip
lewat jendela, memastikan bahwa Sam tidak mengerjaiku. Seperti biasa dia selalu
tau apa yang aku pikirkan. Lambaian tangan dan senyum yang merekah terlihat di
raut wajahnya saat aku mengintip lewat jendela. Sam!!!!!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
segera bersiap-siap. Mengguyur tubuhku dengan air dingin. Belum pernah aku
mandi sepagi ini. Biasanya aku akan mandi di jam 9. Aku memang tidak seperti
anak lainnya, jadwalku sudah ditentukan oleh Dokter. Dokter yang menanganiku.
Memang terlihat santai karena aku menghabiskan waktu sepanjang hari di rumah.
Home schooling, dan asupan pendidikan lainnya dibuat private. Sekedar untuk
memanjakan diri seperti halnya di salon pun, dilakukan di rumah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Balutan
kaus panjang membalut tubuhku. Di luar terik… ah sudahlah, hanya sekali saja
mungkin tak akan berdampak besar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kalangi, Kalangi” Terdengar ketukan
kaca dari balik jendela. Sam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ayo cepat.” Ujarnya serasa berusaha
menarikku keluar lewat jendela.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Jadi, kamu mau mengajakku kabur?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Suttttt! Aku kan sudah bilang, aku
kesini akan mengajakmu belajar.” Bisiknya dengan volume nyaris tak bisa aku
dengar saking kecilnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tapi belajar apa?” Ucapku dengan
nada yang meninggi. Bi Ina yang sedang di kebun nyaris menangkap basah kami
yang sedang mengendap-endap di balik semak-semak. Dengan sigap Sam membekapku.
Terus membekapku hingga kami berhasil kabur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ayo!” Sam menyodorkan helm.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
mencegat tangannya. “Aku belum tahu apa maksudmu ini.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Aku akan mengajakmu ke bazar
makanan.” Jelasnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Dengan membolos sekolah? Mana ada
seorang Dokter bolos sekolah.” Sindirku. Cita-cita Sam memang menjadi seorang
Dokter. Dokter bedah katanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Dia
cepat menarikku menaiki motornya, dengan kilat dia sudah menjalankan dengan
kecepatan maksimum. Secara refleks aku memegang pinggangnya erat-erat. Awalnya
aku memang kesal dengannya, namun entah apa yang membuatku bungkam seperti saat
ini.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Panas
matahari mulai menyorot tubuhku. Ah, tidak ada apa-apa. Melihat kondisiku
seperti ini aku yakin akan baik-baik saja, terlebih aku tidak merasakan apa-apa
dengan tubuhku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Mataku
bersinar ketika melihat stand bazar yang berjejer. Aku sangat menyukai tatkala
diadakannya bazar makanan. Mengingatkanku pada kota Seoul, Korea. Bedanya, di
Seoul biasanya diadakan pada musim dingin, sehingga aku bisa mencicipi semua
stand yang ada. Sedangkan di negaraku ini, aku baru akan merasakan. Selalu dan
selalu. Faktor iklim yang selalu menghalangiku. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
segera menarik tangan Sam untuk bergabung dengan kerumunan orang yang terlihat
seperti semut. Aku akan mencicipi semua stand yang ada. Pasti!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kamu menyukainya?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
mengangguk. “Aku tidak akan sehisteris ini jika aku tidak menyukainya, Sam.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Seulas
senyum mengembang di bibir Sam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ayo kita cicipi semua stand yang
ada, jika perlu kita habiskan semua!!!” Teriak Sam dengan tangan dikepal diacungkan
ke langit.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Pasti!” Balasku semangat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku
tak pernah sebahagia ini. Aku memang pernah merasakan rasa bahagia, namun itu
hanya selingan. Ketika aku masih kecil. Ketika aku belum mengenal diriku, belum
mengenal seluk-beluk yang ada di dalam diriku. Bersamanya, aku merasakan lagi
apa itu rasa bahagia. Iya, Sam. Seolah-olah dia mengenalkan kembali apa itu
bahagia. Lebih tepatnya dia membawa rasa bahagia itu untukku.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Rasa
panas mulai terasa ditubuhku. Sedikit demi sedikit bintik-bintik merah
menjalari tubuhku. Aku tahu ini bagian dari dampak penyakitku. Entahlah, untuk
saat ini aku tidak mau memikirkan hal itu. Aku terus meyakinkan diriku akan
baik-baik saja.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tak
terasa sudah ada bintang di langit. Bintang yang hari ini ditemani bulan,
begitu indah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Selanjutnya,
Sam membawaku ke suatu tempat dengan menutup mataku. Padahal aku tahu, dia
membawaku ke tepi pantai. Bagaimana tidak? Begitu jelas suara ombak terdengar
bergemuruh dan tenang. Dasar Sam. Dia memang tak berbakat jadi pria romantis.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Sam….” Aku kaget dengan apa yang
aku lihat setelah sadar ternyata Sam sudah membukakan penutup mataku. Gelap!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Sam!!!!” Aku mulai berteriak. Ada
rasa takut yang aku rasakan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Tenang Kalangi.” Terdengar suara
yang berasal dari belakangku. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Terlihat
Sam memegangi sebatang lilin merah. Lilin merah yang memancarkan cahaya redup. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sam
meniup lilin itu, dan sebuah kecupan mendarat di keningku. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “What a wonderful night. I feel like
today, and I love you Kalangi.” Suara itu menggetarkan telinga dan hatiku. Aku
merasakan begitu hangat dekapan tubuhnya. Seulas senyum mengembang manis di
bibirku. Pipiku terasa basah oleh air mata. Ya, air mata bahagia. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “I love you too, Sammy.” Itulah kata
yang terakhir aku ucapkan. Sebelum semuanya menjadi putih.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><span style="line-height: 18px;">Kategori: Fiksi.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-89276616943307911892012-11-27T04:11:00.000-08:002012-11-27T04:11:18.991-08:00Burung di Topi Kakek<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Saat
ini sekolah sedang libur panjang. Andi berlibur di rumah Kakek di desa. Sudah
tiga hari ia disitu. Penuh suka cita, ia membantu Kakek bekerja di kebun setiap
hari. Kakek bekerja giat di kebun memakai topi pandan tua. Kata Nenek, topi itu
seharusnya dibuang saja. Habis sudah jelek sekali. Banyak sekali lubang di topi
itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Jangan
dibuang! Topi ini masih enak dipakai. Aku sangat menyukainya,” kata Kakek saat
Nenek akan membuang topi itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Hari
semakin siang. Sinar matahari mulai terasa menyengat panas. Kakek berhenti
mencangkul. Ia lalu mendatangi pohon mangga di tepi kebun. Dibukannya topi.
Diletakkannya di satu cabang pohon itu. Kakek kemudian duduk bersandar di
batang pohon melepas lelah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Setelah
lelahnya lenyap, Kakek kembali meneruskan mencangkul. Ia lupa memakai topinya
kembali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kekkkkkk,
istirahat dulu! Makan siang sudah siap, nih!” nenek memanggil dari rumah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Kakek
dan Andi bergegas masuk ke rumah. Keduanya lalu lahap menikmati hidangan.
Seusai itu, Kakek ingat akan topinya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Andi,
tolong ambilkan topi Kakek!”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Andi
segera berlari menuju kebun lagi. Tak lama kemudian, ia kemballi sambil
berteriak.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Kakek,
Kekkkkkkk, topi Kakek penuh dengan rumput kering!”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Bersama
Andi, Kakek lalu mendatangi pohon mangga tadi. Waaah, tampak seekor burung
murai sedang sibuk membuat sarang di topi itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Sssssh,”
ucap Kakek, “Ayo kita pergi dari sini. Biarkan saja burung itu bersarang di
situ.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Beberapa
hari kemudian, Kakek, Nenek, dan Andi melihat topi itu. Di dalamnya sudah ada
dua butir telur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Hihihihi!
Topi itu memang cocok untuk sarang burung!’ kata Nenek.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Ya,
ya, Nenek benar,” tambah Andi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Huh!”
dengus Kakek agak kesal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> “Hihihiihiihii!”
Andi dan Nenek tertawa geli.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Oleh: Endang Firdaus. Sumber: Buku Pustaka Ola.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2496200856979103203.post-64002125711574835402012-11-27T04:07:00.002-08:002012-11-27T04:13:02.351-08:00Balon Gas<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Sua</span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">tu hari, Mama
menugaskan Asti menjaga Heri. Adik Asti itu masih balita. Mama akan pergi
sebentar ke supermarket. Akan tetapi, belum lama Mama pergi, Heri mulai rewel
mencari Mama. Asti berusaha membujuknya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Kita main
mobil-mobilan, yuk. Nih, ada truk, sedan, bisa nguuuuuung!” ajak Asti.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Enggak mau. Heri mau
sama Mama,” rengek Heri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Iya sabar, sebentar
lagi juga Mama pulang,” hibur Asti lagi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">“Tapi Heri maunya
sekarang,” Heri tetap merengek. Asti jadi bingung.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tiba-tiba, di depan
rumah ada pedagang balon gas melintas. Asti segera memanggilnya. Ia membeli
tiga balon gas, merah, kuning, dan hijau. Heri pun berhenti menangis. Heri lalu
asyik bermain balon sampai lelah. Ia akhirnya tertidur pulas di sofa. Ketiga
balon gasnya dibiarkan melayang di atap ruangan. Asti memindahkan Heri ke
kamar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kini Asti sendirian. Ia mulai bosan karena tidak
punya teman bermain. Asti menatap ketiga balon gas yang melayang-layang.
Mendadak Asti tersenyum. Sepertinya ia menemukan ide yang menarik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Asti
mengambil pulpen dan secarik kertas. Di atas kertas itu, Asti menulis:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> <i>Hai, namaku Asti Pujiastuti. Umurku sepuluh
tahun. Alamat rumahku, Jl. Teratai no.25 Komp.
Indah permai. Siapa yang menemukan balon gas ini, maukah jadi temanku? Kita
bisa bersahabat pena.<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Asti
mengikatkan kertas itu pada tali balon gas berwarna hijau. Kemudian, ia
melepaskan balon itu di halaman. Balon gas itu terbang melayang di angkasa
terbawa angin. Asti berharap di dalam hatinya ada anak sebayanya menemukan
balon itu.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Tiga
hari kemudian, Asti mendapat sepucuk surat dari pak pos. Pengirimnya bernama
Doni. Rumahnya cukup jauh dari rumah Asti. Di dalam suratnya, Doni bercerita
kalau ia menemukan balon hijau itu di lapangan ketika ia sedang bermain bola.
Doni lalu berkirim surat pada Asti, karena usia mereka sebaya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Asti
sangat gembira. Ternyata mencari sahabat pena lewat balon gas seru juga. Doni
lalu datang ke rumah Asti, bersama mamanya. Sampai sekarang mereka bersahabat.
Mama Asti mengingatkan juga, agar Asti berhati-hati kalau mencari sahabat lewat
balon gas. Belum tentu orang baik yang menemukan balon itu. Asti merasa
beruntung karena Doni yang menemukan balon gasnya.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></span>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></span>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Oleh: Yoga T. Sumber: Buku Pustaka Ola.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11733488371989078418noreply@blogger.com0